Mengenal lebih jauh tentang Mastrubasi - berikut adalah dampak positif dan negatif dari mastrubasi baik untuk perempuan maupun laki-laki.
Dampak Positif dari mastrubasi
1. Dapat Menambah Pengetahuan
Para pakar seks mengatakan bahwa masturbasi adalah hal mendasar untuk memahami kesehatan seksual. Melakukan masturbasi adalah hal yang paling aman dan cara yang terbaik untuk mengetahui bagaimana cara kerja organ-organ intim seks. Selain itu anda dapat belajar bagaimana anda bisa terangsang ataupun tidak.
2. Membantu Mengeksplorasi Diri Sendiri
Mungkin anda sudah mengetahui bagaimana cara mengeksplorasi secara teori. Tetapi, sebenarnya kemampuan anda dalam mengeksplorasi kenikmatan seksual tidak terbatas. Dan salah satunya dengan masturbasi. Hal ini adalah cara yang ampuh untuk bisa menemukan hal-hal baru.
3. Dapat Mengatasi Susah Tidur
Banyak orang yang sudah tahu, jika melakukan masturbasi dapat menyembuhkan susah tidur dan dapat membuat tidur anda lebih nyenyak. Dalam sebuah studi yang dilakukan kepada 2000 orang wanita di AS, sebanyak 32% mengatakan setelah melakukan masturbasi dalam waktu 3 bulan dapat tidur dengan nyenyak.
4. Mengurangi Rasa Sakit
Jika anda sering merasakan pusing dan nyeri akibat menstruasi, masturbasi dan orgasme juga dapat memberikan penghilang rasa sakit secara alami.
5. Mengurangi Stress
Dengan melakukan beberapa kegiatan masturbasi, efek yang terjadi akan membuat anda lebih relaksasi. Selain itu, masturbasi juga mempunyai manfaat secara fisik. Karena masturbasi adalah bagaimana cara anda mengatasi sendiri tekanan yang alami ditengah kesibukan anda, apalagi jika dibarengi dengan fantasi seks.
6. Mencegah Timbulnya Prostat
Walau memiliki sisi positif, kegiatan masturbasi hanyalah sebuah pilihan yang tidak bisa dipaksakan kebenarannya. Ada beberapa segi sudut pandang yang masih menggapnya tabu dan terlarang. Tetapi paling tidak dari segi kesehatan dapat mempunyai sisi yang positif. Seperti dapat mencegah timulnya kanker prostat.
Dampak Negatif dari mastrubasi
Aksi memuaskan diri sendiri atau masturbasi menjadi rahasia sex yang disimpan pelakunya dengan apik. Karena menjadi konsumsi pribadi, sudah sepatutnya Anda pun tahu sisi negatif akibat frekuensi masturbasi terlalu sering. Ditilik dari sisi biologis, masturbasi kronik berdampak pada otak dan zat kimia tubuh karena masturbasi memacu produksi hormon seks dan neurotransmitter. Produksi berlebihan hormon seks memberi dampak berbeda pada setiap orang, tapi secara umum gejalanya berupa kelelahan, nyeri pinggul, perubahan penglihatan, nyeri tulang belakang, nyeri testis, dan kerontokan rambut.
Dilansir dari Askmen, terdapat penelitian teranyar yang menyatakan bahwa peningkatan produksi testosteron dikaitkan dengan produksi Dihydrotestosterone (DHT) yang identik dengan pola kerontokan rambut pria. Namun, hasil kajian tersebut masih menjadi perdebatan. Tapi setidaknya, jika Anda merasakan gejala tersebut, cobalah hentikan kebiasaan masturbasi selama beberapa bulan. Lihat apakah cara ini membantu meringankan gejala yang muncul akibat masturbasi berlebihan. Kalau gejala itu masih terasa, maka konsultasikan ke dokter dan cari bantuan medis.
Lebih jauh, masturbasi kompulsif juga bisa berdampak negatif pada pelakunya. Apa itu masturbasi kompulsif? Masturbasi kompulsif terjadi saat pelaku sudah menyinggung kebiasaannya pada masalah kejiwaan. Pelaku masturbasi kompulsif memiliki kesulitan untuk keluar dari kebiasaan masturbasi. Sebenarnya, tak ada jumlah atau angka pasti seseorang dikatakan masturbasi berlebihan. Gambarannya, seorang pria yang masturbasi enam kali sehari dan merasa diri lebih baik dan produktif, sedangkan pria lainnya justru merasakan dampak berbeda.
Bagi mereka, masturbasi kompulsif bahkan bisa berdampak buruk pada pekerjaan, hubungan, harga diri, keuangan, dan dukungan sosialnya. Pelakunya juga bisa terseret masalah hukum jika ia tidak mampu menemukan keseimbangan antara bertanggung jawab terhadap hidupnya dan memuaskan kesenangan atau hasratnya.
Dampak psikosomatis
Bagi sebagian pelakunya, masturbasi mengundang dampak psikologis berupa rasa malu dan berdosa. Budaya, agama, ataupun moralitas adalah batasan seseorang saat menyinggung urusan seks. Masih terdapat perdebatan antara kepuasan yang dihasilkan versus apa dampak yang dirasakan pada rasa percaya diri, harga diri, dan cinta diri.
Dampak psikosomatis juga bisa terjadi, di mana gejala-gejala fisik muncul karena faktor-faktor psikis (malu, berdosa, cemas, dan sebagainya) yang bermanifestasi menjadi rasa sakit kepala, nyeri tulang belakang, nyeri kronik, dan sebagainya. sumber : okezone.com
No comments:
Post a Comment