Mengenal Hormon Hormon Reproduksi
Mengenal Hormon Hormon Reprodukasi
Reproduksi adalah suatu proses perkembangbiakan ternak yang diawali dengan bersatunya sel telur dengan sel mani (sperma) sehingga terbentuk zigot, embrio, hingga fetus dan diakhiri dengan kelahiran. Pada proses reproduksi menyangkut hewan betina dan jantan.
Salah satu faktor yang dapat menentukan ataupun menyebabkan baik atau buruknya suatu performance atau produktivitas dari ternak adalah hormon. Karena perkembangan serta pertumbuhan alat-alat reproduksi dipengaruhi oleh hormon.
Pertumbuhan dan perkembangan organ-organ kelamin betina maupun organ kelamin jantan sewaktu pubertas dipengaruhi oleh hormon-hormon gonadotropin dan hormone-hormone gonadal. Pelepasan FSH ke adalam aliran darah menjelang pubertas menyebabkan pertumbuhan folikel-folikel pada ovarium. Sewaktu folikel- folikel itu tumbuh dan menjadi matang, berat ovarium meninggi dan estrogen diekskresikan di dalam ovaroium untuk di lepaskan ke dalam aliran darah. Estrogen menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan saluran kelamin betina. Apabila folikel-folikel menjadi matang, ova dilepaskan dan turun ke tuba fallopii. Dapat dilihat bahwa hormon juga memegang peranan penting dalam kelangsungan produktivitas dari suatu ternak. Lebih lanjut mengenai hormon akan dibahas pada bab selanjutnya.
1. Definisi Hormon
Hormon berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu Hormaein yang mempunyai arti yang menimbulkan gairah. Definisi klasik hormon adalah suatu zat kimia organik yang diproduksi oleh sel-sel khusus yang sehat, dirembeskan melalui aliran darah, dalam jumlah sedikit dan dapat menghambat atau merangsang aktivitas fungsional dari target organ atau jaringan (Luqman, 1999).
Hormon adalah subtansi yang dihasilkan oleh sel atau kelompok sel yang bergerak dalam aliran darah yang mengantarnya ke organ target atau jaringan dalam tubuh yang memberikan suatu reaksi yang dapat menolong mengkoordinasi fungsi-fungsi dalam tubuh (Sorensen, 1979).
Definisi hormon yang lain adalah suatu zat organik yang diproduksikan oleh sel-sel khusus dalam tubuh dirembeskan ke dalam aliran darah dengan jumlah yang sangat kecil dapat merangsang sel-sel tertentu untuk berfungsi (Darwisito, 2002).
2. Kelenjar-kelenjar yang Menghasilkan Hormon dan Jenis serta Fungsi Kelenjar
Ada empat kelenjar endokrin yang dala tubuh yang dapat menghasilkan hormon reproduksi, yakni, Kelenjar Hipofisa, Kelenjar Ovarium, Endometrium, dan Testis. Berikut hormon-hormon yang dihasilkan oleh empat kelenjar diatas, antara lain adalah (Hardjopranjoto, 1995) :
- Kelenjar Hipofisa, yang masing-masing bagian anterior meghasilkan tiga macam hormon reproduksi yaitu, Follicle Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing Hormone (LH) yang pada hewan jantan disebut dengan Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH) dan Luteotropic Hormone (LTH), serta bagian posterior yang menghasilkan dua macam hormon yakni oksitoksin dan vasopressin.
- Kelenjar Ovarium yang menghasilkan tiga hormon yaitu estrogen, progesteron, dan relaksin.
- Endometrium dari uterus yang menghasilkan hormon Prostaglandin (PGF2α). Pada uterus yang sedang bunting muda khususnya pada bangsa kuda, dapat menghasilkan Pregnant Mare Serum Gonadotropin (PMSG), dan pada golongan primata menghasilkan Human Chorionic Gonadotropin (HCG).
- Testis pada hewan jantan menghasilkan hormon testosteron. Keduabelas hormon ini mempunyai peranan mengatur kegiatan reproduksi pada tubuh hewan, sehingga disebut hormon reproduksi.
3. Klasifikasi Hormon Berdasarkan Unsur Pembentuknya
Hormon-hormon reproduksi dibagi dalam tiga kategori menurut unsur pembentuknya, yakni Golongan protein (peptida), Golongan steroid, dan Golongan asam lemak (Luqman, 1999). Berikut penjelasan dari ketiga golongan hormon diatas, sebagai berikut :
- Hormon protein atau polipeptida bermolekul besar dengan berat molekul 300-70.000 dalton dengan sifat-sifat mudah dipisahkan oleh enzim sehingga tidak dapat diberikan melalui oral tetapi harus diberikan melalui suntikan (ex : Gn-RH).
- Hormon steroid mempunyai berat molekul 300-400 dalton. Hormon steroid alami tidak efektif apabila diberikan melalui oral, tetapi steroid sintesis dan yang berasal dari tumbuhan dapat diberikan melalui oral maupun suntikan (ex : estrogen, progesteron, dan androgen).
- Hormon asam lemak mempunyai berat molekul 400 dalton dan hanya dapat diberikan melalui suntikan (ex : prostaglandin).