Organ Reproduksi Betina
Organ Reproduksi Betina - Sapi betina tidak hanya memproduksi sel kelamin yang sangat penting untuk mengawali kehidupan turunannya yang baru, tetapi ia menyediakan pula tempat beserta lingkungan untuk perkembangan individu baru itu, dimulai dari waktu pembuahan ovum dan memeliharanya selama awal kehidupanya. Tugas ini dilaksanakan oleh alat reproduksi primer dan sekunder. Alat reproduksi primer, yaitu ovaria memproduksi ovum dan hormon betina. Organ reproduksi sekunder terdiri dari tuba fallopi, uterus, cerviks, vagina dan vulva. Fungsi alat-alat ini adalah menerima dan mempersatukan sel kelamin jantan dan betina, memelihara dan melahirkan individu baru
Organ Reproduksi Betina Terbagi atas tiga dapat anda lihat pada bagian berikut ini :
Organ Kelamin Primer
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat diketahui bahwa pada umumnya bentuk ovarium pada hewan ruminansia, dalam hal ini sapi adalah bulat atau oval dan berwarna kuning baik ovarium kanan. Pada ovarium kanan sapi yang tidak bunting pada Tabel 1 panjangnya 2 cm dengan diameter 3 cm. Ovarium kiri pada sapi yang tidak bunting pada Tabel 2, panjang 2,5 cm dan diameter 4 cm ovarium kanan panjang 2,4 dan diameter 5,8. Ukuran yang dimiliki oleh ovarium tersebut bervariasi tergantung pada jenis ternak dan umurnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Salisbury (1985) yang menyatakan bahwa ovarium bentuknya biasanya bulat telur atau bulat tetapi kadang-kadang pipih berhubung dengan pembentukan folikel dan corpus lutea. Ukuran normal ovari sangat bervariasi dari satu spesies ke spesies lain bahkan antara spesies juga terdapat varisasi. Besar dan bentuk ovaria sering berubah. Ovarium umumnya berukuran panjang 32-42 mm, tinggi 19-32 mm dan lebar 13-19 mm dengan berat 10-19 gr.
Organ Kelamin Sekunder
- Oviduct
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, maka dapat diketahui bahwa merupakan saluran yang panjang dan kecil serta berkelok-kelok, yang menjadi penghubung antara ovarium dan uterus. Oviduct merupakan tempat terjadinya fertilisasi. Hal ini sesuai dengan Frandson (1986) yang menyatakan bahwa oviduct atau disebut tuba fallopi yang juga disebut tuba uterine adalah saluran yang berpasangan dan berkonvolusi yang menghantarkan ova dari tiap ovari menuju ke tanduk uterus, dan juga merupakan tempat terjadinya fertilisasi oleh spermatozoa. Tuba uterina bersifat bilateral, strukturnya berliku-liku yang menjulur dari daerah ovarium ke kornua uterina dan menyalurkan ovum, spermatozoa, dan zigot.
Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa ukuran oviduct bervariasi, dimana oviduct kanan pada sapi betina yang tidak bunting pada Tabel 1. Panjang 20,5 cm dan diameter 1 cm. Pada sapi betina yang tidak bunting pada Tabel 2, panjang oviduct kiri 8 cm dan diameter 0,5 cm. sedangkan oviduct kanan Panjang 7,5 dan diameter 0,4 cm. Variasi tersebut tergantung pada ternaknya dan kebuntingan. Hal ini sesuai dengan pendapat Salisbury (1985), Tuba fallopi sapi betina panjangnya rata-rata 12,4 cm pada anak sapi, 20,4 pada sapi dara, 24,5 pada sapi tua. Kisaran panjang dari tuba fallopi yaitu 20-35 cm. Tuba fallopi memiliki garis tengah terkecil tergantung pada jenis ternak, pertumbuhan serta kebuntingan. - Uterus
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka dapat diketahui bahwa uterus terdiri dari cornua uteri dan corpus uteri. Cornua uteri memiliki bentuk yang menyerupai tanduk, dengan warna yang putih kekuningan atau pucat. Pada sapi betina yang tidak bunting pada Tabel 1, panjang cornua uteri kiri 17 cm dengan diameter 3 cm sedangkan cornua uteri kanan panjang 18 dan diameter 4 cm. Pada sapi betina tidak bunting Pada Tabel 2 cornua uteri kiri panjangnya 14,5 cm dan berdiameter 4. Sedangkan Cornua uteri kanan panjang 14,7 cm dan berdiameter 5. Sedangkan corpus uteri memiliki bentuk yang lonjong dan berwarna putih kekuningan dan coklat tua, ukurannyapun bervariasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Salisbury (1985), yang menyatakan bahwa Uterus memiliki kesamaan antara beberapa ternak lainnya, yaitu berbetuk bicornua (dua tanduk). Pada hewan yang tak bunting uterus berada 25-40 cm ke deapan dari lubang vulva, tepat di depan cervix. Corpus Uteri bergaris tengah transversal 9-12 cm berukuran panjang 2-5 cm dan bagian depan terbagi atas 2 tanduk. Tanduk uterus terletak sangat berdekatan sepanjang 10-15 cm dan tumbuh bersama, maka seakan-akan corpus uteri tampak lebih panjang dari pada kenyataannya. Kadang-kadang tanduk uterus memanjang masuk ke dalam cerviks, sehingga tidak terdapat corpus uteri. Pada tempat dimana kedua tanduk memisahkan diri garis tengahnya 3-4 cm, dari tempat pemisahan panjang tanduk uterus biasanya 20-35 cm, membuat panjang seluruh uterus menjadi 30-55 cm. Panjang uterus beragam sesuai dengan umur hewan dan faktor lain.
Uterus merupakan organ kebuntingan dan sebagai alat implantasi. Corpus uteri memiliki ukuran yang lebih pendek dibandingkan dengan cornua uteri. Hal ini sesuai dengan pendapat Salisbury (1985) yang menyatakan bahwa uterus sapi terdapat sebagian besar di ruang abdomen. Corpus uterinya sangat pendek (3-4 cm), tetapi mempunyai cornua uteri yang panjang (30-40 cm). - Serviks
Dari hasil pengamatan yang dilakukan maka dapat diketahui bahwa cerviks memiliki bentuk yang membulat seperti cincin dan kadang pula tidak beraturan. Serviks merupakan sambungan dari uterus yang menuju ke vagina. Serviks berfungsi sebagai pintu yang menutup kemungkinan masuknya bakteri ke dalam uterus. Serviks juga menghasilkan mucus atau lendir sebagai pelican. Hal ini sesuai dengan pendapat Frandson (1986), yang menyatakan bahwa serviks atau leher uterus mengarah ke kaudal menuju ke vagina. Serviks merupakan sphinter otot polos yang kuat, dan tertutup rapat, kecuali pada saat terjadi birahi atau pada saat kelahiran. Cerviks akan mengeluarkan mucus yang mengalir ke vulva. Peningkatan jumlah mucus berguna mencegah masuknya zat-zat yang membawa infeksi dari vagina ke dalam uterus.
Serviks pada sapi yang tidak bunting pada Tabel 1, panjangnya 5 cm, berdiameter 3 cm. Sapi yang tidak bunting pada Tabel 2, panjangnya 5 dan diameter 8 cm. Hal ini sesuai pendapat Salisbury (1985), yang menyatakan Servix merupakan bagian dari alat reproduksi yang berdinding tebal dengan panjang 5-10 cm dari tempat sambungan dengan uterus ke arah belakang yang berkesinambungan dengan vagina yang berdinding tipis. - Vagina
Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka diketahui bahwa vagina memiliki bentuk seperti tabung (pipa), yang berwarna pucat (putih kekuningan). Ukurannya bervariasi dimana pada sapi yang tidak bunting pad tabel 1 panjangnya 11 cm, berdiameter 10 cm. Pada sapi tidak bunting pada Tabel 2, panjang 19 cm dan diameter 10 cm. Hal ini sesuai dengan pendapat Salisbury (1985), vagina berbentuk tubulus sepanjang 15-20cm, dengan diameter 10-12 cm apabila diregang. Vagina sapi lebih panjang daripada kuda, juga dindingnya lebih tebal. Panjangnya 20-35 cm.
Vagina merupakan perpanjangan dari cerviks yang berdinding tipis. Vagina berfungsi sebagai organ kopulasi yang menerima penis saat terjadi kopulasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Salisbury (1985), vagina merupakan perpanjangan dari cervix sampai ketempat sambungan uretra dengan saluran alat kelamin adalah bagian yang berdinding tipis. Vagina merupakan bagian dari organ repoduksi merupakan organ kopulasi pertemuan antara organ reproduksi jantan dan betina.
Organ Kelamin Luar
- Vulva
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan, diperoleh bahwa vulva merupakan alat kelamin betina bagian luar yang berada tepat dibawah anus, yang berfungsi sebagai bagian untuk mendeteksi birahi, tempat masuknya penis serta jalan keluarnya foetus. Vulva memiliki bibir yang disebut labia mayor dan minor. Hal ini sesuai dengan pendapat Marawali dkk. (2010), bahwa vulva merupakan alat kelamin betina bagian luar. Lubang luar alat reproduksi sapi betina berada tepat dibawah anus. Panjang 12 cm dan mempunyai sudut lebar berbentuk bulat disebelah dorsal dan sudut sempit di sebelah ventral. Pada perkawinan secara alamiah penis masuk ke dalam alat reproduksi betina melewati vulva, dan pada waktu melahirkan anak sapi melewatinya. - Klitoris
Dari praktikum yang dilakukan, maka dapat diketahui bahwa clitoris juga bagian organ kelamin luar pada betina yang masih menjadi bagian dari vulva yang mirip dengan penis pada jantan. Dimana letaknya tersembunyi di dalam jaringan vulva dan arcus ischiadicum. Hal ini sesuai dengan pendapat Marawali dkk. (2010), bahwa tepat disebelah dalam di tempat pertemuan bawah bibir vulva terdapat tenunan erectile yang disebut klitoris. Hanya bagian ujung klitoris yang tampak, tetapi kira-kira keseluruhan panjang clitoris kira-kira 10 cm. Klitoris mempunyai persamaan dengan penis hewan jantan yaitu sebagai peransang.