Mengenal Perpindahan merek/Brand Switching
Menurut Sumarni (2010), Brand Switching adalah perpindahan merek yang digunakan oleh pelanggan untuk tipa waktu penggunaan. Tingkat brand switching ini juga menunjukkan sejauh mana sebuah merek memiliki pelanggan yang loyal. Semakin tingi tingkat brand switching, maka semakin tidak loyal pelanggan kita. Itu berarti semakin beresiko juga merek yang kira kelola karena bisa dengan mudah dan cepat kehilangan pelanggan.
Pengambilan keputusan perpindahan merek yang dilakukan konsumen terjadi karena adanya ketidakpuasan yang diterima konsumen setelah melakukan pembelian. Ketidakpuasan muncul karena pengharapan konsumen tidak sama atau lebih tinggi dari kinerja yang diterimanya dari pemasar (Waluyo, 2003).
Ketidakpuasan terjadi ketika konsumen mengaggap suatu produk tidak dapat memenuhi atau mewujudkan keinginan, harapan, dan kebutuhan konsumen. Ketidakpuasan konsumen berakibat fatal terhadap perusahaan karena bisa mengakibatkan hilangnya sebagian pangsa pasar yang otomatis akan mengakibatkan menurunnya profit perusahaan, konsumen yang merasa tidak puas dapat melakukan tindakan beralih merek (brand switching) demi tercapainya tingkat kepuasan yang mereka dambakan (Shani, 2009).
Kepuasan terjadi ketika harapan konsumen terpenuhi atau melebihi harapannya dan keputusan pembelian dipertahankan. Kepuasan dapat memperkuat sikap positif terhadap merek, berperan penting pada lebih besar kemungkinannya bahwa konsumen akan membeli kembali merek yang sama. Ketidakpuasan terjadi ketika harapan konsumen tidak terpenuhi, sehingga konsumen akan bersikap negatife terhadap suatu merek dan kecil kemungkinannya konsumen akan membeli lagi merek yang sama. Sehingga diduga bahwa meningkatnya kepuasan konsumen terhadap mereh susu yang pernah di beli dan dimiliki sebelumnya akan menurun perilaku beralih ke merek yang lain (Waluyo, 2003).
0 komentar:
Post a Comment